But don't get me wrong. Zona barumu yang justru akan lebih bisa memberimu pengalaman. Teman baru, kultur baru, hingga akhirnya menjadi pelajaran yang sangat sangat berharga yang akan turut mendewasakan dan mengajarkan betapa berharganya waktu.
Gampangnya saja, kita ambil contoh paling umum. Kuliah di luar kota, misalnya. Mungkin awalnya banyak yang menilai seperti ini,
"Enak kali ya kuliah di luar kota. Bisa bebas."
"Aku pengen nyoba mandiri, cek gak bergantung ambek wong tuwo terus."
"Lho, lek ndek luar kota malih gak iso sering- sering dulin."
Padahal..... Baruuuu aja berangkat, sudah rindu rumah. Baruuuu aja seminggu makan mie instan sama nasi lalapan, sudah rindu masakan ibu. Baruuuu aja sebulan masuk kuliah, sudah kangen suasana kelas semasa SMA. It's not easy as you think, dude.
Bayangkan saja karena jarak sekian ratus kilometer sebagian orang harus menahan rindu untuk orang- orang terdekat mereka. Waktu pun turut menjadi jahat. Ia turut menjadi penghalang bagi sebuah pertemuan.
Yang biasanya di rumah nganggur akhirnya ngeluyur, sekarang kalo nganggur bawaannya kangen rumah.
Yang kalo biasanya ngambek sukanya kabur, sekarang mau pulang aja kudu nunggu timing dan budget yang pas.
Yang biasanya uang tinggal minta, makan tinggal makan, sekarang ibarat uang seratus ribu kudu cukup seminggu.Yang biasanya tugas suka nempil, sekarang boro- boro nempil. Tugas siapa, yang ngerjain siapa. Daripada nunggu punya temen, mending langsung kerjain sendiri deh. Deadline menanti. Semua ingin selamat.
Yang biasanya cuma jadi pengikut, sekarang kudu bisa jadi pemimpin. Adu argumen, teguh pendirian.
Yang dulu masih males- malesan ikut organisasi, buang deh rasa males jauh- jauh. Cari kerja ngga cuma ngandalin nilai.
Ribet? Iya. Tapi begitu lah hidup. Jangan terus diam dan terlarut dalam zona nyamanmu. Sesekali lihat dan kenali dunia luar. Lakukan hal- hal baru. Jadilah manager yang baik bagi dirimu sendiri. Terakhir, merantaulah agar kau tahu siapa yang harus kau rindukan.
